SBY dan Demokrat diatas angin
Sementara dari hasil Quick Count, Partai Demokrat sedang diatas angin. Kalau kita mundur ke belakang sekitar tahun 2004 pada era pemilu legislative sampai Pemilu Presiden dimana dihembuskan isu adanya “Satria Piningit” yang berarti sosok satria atau penegak kebenaran yang masih terpendam dan belum muncul ke permukaan dan pada waktunya muncul membereskan segala masalah yang ada, dan akhirnya masalah ini beres. Sosok SBY yang dulu bersaing dengan Wiranto, diperkirakan masyarakat sebagai calon sosok “Satria Piningit” akhirnya terpilihlah susilo Bambang Yudhoyono. SBY menang dengan pasangan wakil Presiden Jusuf Kalla dimana mereka mengalahkan pasangan – pasangan calon presiden yang lain Megawati – Hamsah Haz, Wiranto – Gus Wahid, dan lainnya.
Pada Quick Coun hari ini 10 April 2009 yang saat ini muncul dimana – mana, saluran TV memonitor melalui Pusat Tabulasi Nasional di Hotel Borobudur Jakarta, hari ini pula ada pertemuan petinggi – petinggi Partai Demokrat mengadakan koordinasi di Puri Cikeas Gunung Putri Bogor. Hari ini banyak kegiatan para petinggi politik yang memanggil beberapa pejabat yang dimana mereka di wajibkan mencermati keadaan masyarakat pasca Pemilu. Kondisi tenang dan kondusif diharapkan untuk terjaga setelah masa pencontrengan. Dibeberapa kantong – kantong kerawanan harus lebih diperketat, kerja BIN dan jajarannya juga sangat diharapkan untuk muncul dipermukaan dengan Kepolisian sebagai corong keberhasilan mereka. Sangat disayangkan adnya keadaan yang tidak mengenakan kemarin diantaranya di Yogyakarta bebrapa mahasiswa Papua melakukan tindakan anarkis dengan memukul petinggi Polisi, mereka menuntut adanya pemilu susulan untuk mengakomodir kegagalan mereka mikut mencontreng. Sayangnya pihak KPU mengiyakan dengan memberi janji hari jumat akan mengadakan pemilu susulan (dengan alas an karena ada intervensi dari demonstran) pejabat kita masih takut digertak oleh salah satu pihak sedangkan kebijakan mereka yang dinanti masyarakat sebagai suatu kebijakan yang benar – benar absolut. Hari ini pula di beberapa TPS di Bangkalan madura ada beberapa aksi protes karena DPT yang kacau. Di Malang Jatim DPT lagi – lagi di jadikan maslah oleh beberapa warga yang namanya dan keluarganya tidak tercatat sampai dengan waktu pencontrengan tiba. Bagaimana dengan hak pilih masyarakat Badui di Jabar apakah mereka juga ikut memeriahkan pesta demokrasi ini?
Di daerah banyak praktek politik uang (Money Politic) di beberapa Dapil para caleg berlomba – lomba untuk mengatur strategi guna meraih suara terbanyak karena mereka harus merebut 20% suara untuk dapat menjadi Caleg di kursi DPR, ada yang membagi uang Rp. 10.000 – 20.000,- kepada masyarakat dengan memasang tim sukses di masing TPS. Tim sukses caleg partai berlambang pohon beringin di masing – masing TPS ini wajib merekrut minimal 20 orang guna memenuhi target suara masing – masing caleg. Serangan fajar dilakukan di beberapa desa seperti di desa Balun dan Desa Cepu pembagian yang dilakukan pagi hari ini ternyata mampu pula mendapatkan beberapa masa (lumayan untuk mendongkrak suara mereka di perhitungan nanti). Caleg Partai Demokrat juga melakukan Politik Uang di Perumahan Cepu Asri di Kecamatan Sambong dengan membagi uang Rp. 20.000,- dengan cara ini caleg ini akan mampu meraih target harapanya. Begitu pula caleg dari partai PDIP dengan dukungan dari ayahnya yang juga komposer partai berlambang banteng mencereng ini, membuat manuver politik uang dengan cara membantu pembuatan akte kelahiran bagi warga yang belum mempunyai akte. Animo masyarakat yang cukup besar, jalur pemerintahan untuk akses pembuatan akte kelahiran di kabupaten yang sudah ada membuat proses semakin singkat. Partai Bulan Bintang yang mana notabene partai islam yang anti money politic dengan sendi agama yang anti terhadap penipuan dan kecurangan juga meniru teman – teman yang lain, di beberapa tempat seperti di sekitar SMA 1 Cepu membagi uang kepada masyarakat alhasil PBB mampu mendongkrak angka perolehan suara di TPS sekitar.
Itu beberapa hal yang kita temukan di masyarakat, adanya praktek – praktek kecurangan oleh calon – calon wakil rakyat. Masyarakat harus lebih jeli dengan aksi bagi – bagi uang oleh caleg ini, tidak kah anda semua berpikir pada akhirnya para caleg ini akan meminta kompensasi dimasa datang saat dia duduk di kursi legislative. Akan bekerja tidak sehat, lebih mementingkan kepentingan diri nya sendiri tanpa mementingkan aspirasi atau suara dari rakyat. Caleg seperti ini akan meminta kompensasi dimana pembangunan di masyarakat biasanya berupa pembangunan jalan, gedung, perkantoran dll akan dimanipulasi habis – habisan demi urusan perut mereka. Bila mereka kaya dan banyak uang apakah akan menjunjung tinggi amanat rakyat, bila mereka kaya akan menghamburkan uang demi kesenangan mereka sendiri. Istri simpanan dimana – mana atau gaya hidup yang glamour, rumah bertebaran dengan nama kepemilikan di alihkan ke orang – orang kepercayaan biar tidak terdeteksi oleh KPK. Wah yang lebih aneh lagi beberapa caleg yang kemaren obral janji dan menebar pesona waktu kampanye, apakah kalau sudah duduk di kursi legilatif tidak tahu kerjaannya apa hanya (plonga – plongo saja) alias bloon.
Carut marut ini menjadikan pekerjaan rumah bagi partai yang menang dalam membenahinya lagi di tahun 2014. Pemilu tahun 2014 diharapkan sistem baru muncul lagi guna membenahi system yang masih kacau di tahun 2009. Jangan sampai menyisakan kecewa di hati rakyat Indonesia. KPU juga lebih pandai mengatur system yang akan di jalankan dalam pemilu tahun 2014 (yang pasti kerja keras guna kepuaasan disemua pihak, siapkan?