Caleg Stress Omong Tak Karuan
Siapa sih yang kuat menerima caboan berat, hanya para alim yang tidak berpikir duniawi yang mampu menjalaninya. Sebagian caleg yang terjun di kancah demokrasi 2009, yang sudah bermodalkan harta dan tenaga untuk menyakinkan dirinya mampu dipercaya tapi tidak dipilih oleh masyarakat akhirnya rtidak sanggup menerima kenyataan kalah.
Kekalahan suatu hal yang pahit, tapi harus dihadapi sepandai pandainya manusia mengatur Tuhan pula yang menentukan. Kita patut mensyukuri kalau missal kita menjadi caleg gagal, mungkin Tuhan akan memberi kepastian yang lain di kemudian hari. Suatu kemungkinan bisa saja terjadi kita mampu untuk menjalankan apa tidak. Lihat banyak caleg yang kalah dalam pemilu ini langsung bangkit denganrutinitas sehari – hari, dengan sisa modal yang ada tidak terus mengubur dengan penyesalan. Tapi 200 caleg yang sudah menghuni RSJ Surakarta. Dengan diantar oleh pendukungnya caleg tersebut deanjurkan istirahat dari keletihan berpikir untuk menang. Biar pikiran tidak capek mereka di jauhkan dari suasana demokrasi.
Kalau mau kita lihat antusias masyarakat sudah berkembang sejak pendaftaran caleg. Satu bulan berikut masyarakat melihat sikap dan data kekuatan caleg dalam segala hal.Kekuatan karisma, kekuatan uang, kekuatan bersosialisasi, atau kekuatan keturunan. Dalam satu bulan tersebut hindari perbuatan yang mnimbulkan bahan perbincangan buruk masyarakat. Masa kampanye lebih sering para caleg bersosialisai serta mulai membagi uang atau hadiah ke pada sebagian atau semua masyarakat. Serta waktu 24 jam jangan disia – siakan kurangi tidur jangan berleha – leha.
Masa tenang setelah kampanye waktunya sedikit rileks sambil memantau peta kekuatan selama masa kampanye. Untuk memastikan permainan money politic nya tidak sia – sia, yang belum di kasih uang oleh caleg lain segera di iming – imingi serta pilih tim sukses di daerah itu. Waktu H minus dua saatnya bagi – bagi fulus, kasih yang belum dapet. Stop yang sudah dapet, jangan lupa bukti atau tanda tangan penyerahan nya. Serangan fajar bila perlu untuk merusak masa pesaing satu partai yang kuat. Atau pesaing beda partai yang kuat. Masyarakat pinggiran atau desa lebih fanatik bila sudah di beri uang, biasanya mereka bisa dipercaya dan tidak golput.