Tentara koalisi pimpinan AS di Afganistan telah diperintahkan untuk membuat tindakan pencegahan ekstra terhadap kemungkinan ditembak oleh tentara Afganistan. Bentuk tindakan itu antara lain merancang "malaikat pelindung" untuk berjaga-jaga di markas-markas gabungan sepanjang waktu, kata seorang pejabat senior militer AS, seperti dilaporkan Sydney Morning Herald, Jumat (30/4/2012).
Setiap kali sebuah kelompok tentara Barat dikumpulkan di markas gabungan untuk berolahraga, melakukan latihan atau bahkan tidur, salah satu anggota unit itu harus dipersenjatai dan waspada atas kemungkinan serangan pembunuhan oleh sekutu mereka sendiri, kata pejabat tersebut.
Selain itu, para tentara yang bekerja di kantor-kantor pusat atau sebagai penasihat di sejumlah kementerian Afghnistan, telah diperintahkan untuk memindahkan meja mereka sehingga tidak lagi membelakangi pintu. Sejumlah tentara diberi izin untuk membawa senjata ke gedung-gedung tertentu pemerintah Afganistan.
Langkah-langkah itu diperintahkan Jenderal AS, John Allen, beberapa minggu lalu setelah peristiwa pembakaran Al Quran oleh personel tentara AS di dekat pangkalan udara Bagram di Afganistan. Perusakan Al Quran itu memicu gelombang penembakan terhadap pasukan koalisi oleh warga Afganistan yang mengenakan seragam militer.
Bulan lalu, dua perwira AS ditembak mati di kementerian dalam negeri di Kabul. Lonjakan serangan pembunuhan oleh teman (sekutu) sendiri terus berlanjut bulan ini setelah sebuah pembantaian terhadap warga sipil Afganistan oleh seorang tentara AS di Afganistan selatan.
Para pejabat AS mengatakan, "arahan taktis" yang dikeluarkan Jeneral Allen memperingatkan para tentara untuk waspada terhadap serangan pembunuhan oleh sekutu sendiri dan mengawasi warga Afganistan yang menjadi rekan kerja mereka ketika mereka menjadi radikal.
Para pejabat AS mengatakan, mereka sensitif dalam menerapkan langkah-langkah keamanan yang bisa menimbulkan kurangnya kepercayaan di antara sekutu, khawatir bahwa hal itu akan membuat kerjasama dan operasi bersama lebih sulit dilakukan dan menjadi tegang.
Para pejabat AS dan Afganistan juga telah menerapkan sebuah prosedur pemeriksaan delapan langkah untuk merekrut tentara Afganistan dalam upaya untuk mengidentifikasi penyusup.
Sebanyak 200 tentara Perancis telah meinggalkan medan perang Afghanistan. Penarikan itu sebagai bagian dari penarikan tentara Perancis yang dipercepat. Januari lalu, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy mengumumkan sebuah penarikan yang lebih cepat, yang melanggar rencana penarikan bersama pasukan koalisi lain yang dipimpin AS, yaitu pada akhir 2014.
Perancis sedang menarik keluar 1.000 tentaranya - 400 lebih banyak dari rencana semua - dari 3.600 tentara negara itu pada akhir tahun ini, dan akan menarik semua pasukan tempurnya pada akhir 2013.
Share